Berapa Besar Energi Listrik yang Dikonsumsi AI?
Biaya Energi Listrik AI - Dalam dunia kecerdasan buatan (AI) yang bergerak cepat, di mana inovasi tidak mengenal batas, ada biaya tersembunyi yang sering kali luput dari pengamatan-konsumsi energi yang sangat besar yang menggerakkan algoritma yang mendorong masa depan digital kita.
Sudah menjadi fakta umum bahwa machine learning, tulang punggung AI, menghabiskan banyak sekali energi. Baik untuk menjalankan chatbot, email summary, atau membuat model bahasa AI terbaru, tagihan energi untuk AI diukur dalam megawatt hour (Mwh). Namun, biaya pastinya masih menjadi misteri, tertutup oleh model machine learning yang bervariasi dan kurangnya transparansi dari raksasa industri seperti Meta, Microsoft, dan OpenAI.
Melatih model AI, terutama raksasa seperti GPT-3, adalah proses yang boros energi. Diperkirakan konsumsi listriknya sekitar 1.300 Mwh, setara dengan penggunaan listrik tahunan 130 rumah di Amerika Serikat. Sebagai gambaran, streaming Netflix selama satu jam hanya membutuhkan sebagian kecil dari energi ini. Tantangannya terletak pada mengimbangi ukuran model AI yang terus berkembang, yang meningkatkan konsumsi energi, sementara perusahaan tetap bungkam tentang metodologi mereka.
Selain pelatihan, penerapan model AI untuk interaksi pengguna, yang dikenal sebagai "inferensi," menambahkan lapisan lain pada narasi energi. Perkiraan terbaru menunjukkan penggunaan energi yang bervariasi di berbagai model dan tugas AI. Meskipun mengklasifikasikan sampel teks mungkin hemat energi, namun menghasilkan gambar bisa sama borosnya dengan mengisi daya smartphone. Kurangnya informasi standar menambah tantangan, membuat kita memiliki gambaran yang tidak lengkap tentang biaya planetary AI.
Seiring dengan kemajuan sektor AI di masa depan, para ahli seperti Alex de Vries memperingatkan akan adanya krisis energi yang akan datang. Berdasarkan pengalamannya dalam menghitung pengeluaran energi Bitcoin, de Vries memprediksi bahwa sektor AI dapat mengonsumsi antara 85 hingga 134 terawatt hour (TWh) per tahun pada tahun 2027. Lonjakan penggunaan energi yang membayangi ini berpotensi mencapai setengah persen dari konsumsi listrik global.
Dalam menghadapi ketidakpastian ini, para ahli mengusulkan solusi. Sasha Luccioni mengadvokasi energy star rating untuk model AI, yang memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang dampak lingkungan mereka. Sementara itu, de Vries mempertanyakan perlunya menggunakan AI untuk setiap tugas, dengan menekankan perlunya mengevaluasi keterbatasan dan potensi pemborosan sumber daya.
Beberapa perusahaan, termasuk Microsoft, berjanji untuk memanfaatkan AI sebagai alat untuk keberlanjutan. Namun, permintaan di seluruh industri membutuhkan solusi yang lebih komprehensif. Seiring perdebatan terus berlanjut, environmental cost dari revolusi AI masih belum diketahui, sehingga mendorong kita untuk menyeimbangkan inovasi dengan masa depan yang berkelanjutan. Perjalanan untuk mengungkap biaya energi AI yang sebenarnya baru saja dimulai, dan dunia menyaksikannya dengan antisipasi dan kekhawatiran.
Posting Komentar untuk "Berapa Besar Energi Listrik yang Dikonsumsi AI?"
Posting Komentar